THINKING, FEELING, SENSING, & BELIEVING DALAM MENCARI PENGETAHUAN

Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui jalur thinking, feeling, sensing, dan believing...


Dari segi bahasa, thinking adalah berpikir dengan akal, feeling adalah merasakan dengan hati atau perasaan, sensing adalah merasakan atau peka dengan atau tanpa alat indera, dan believing adalah mempercayai atau meyakini.


Produk atau outcome dari keempat jalur tersebut, adalah :

§  Melalui thinking, pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir menggunakan akal baik secara deduktif maupun induktif sehingga membuat orang menjadi tahu atau paham tentang sesuatu. Kemampuan ini tergantung pada kualitas otak, sehingga sifanya logis. Semakin matang otak, maka semakin sukses pula hasil thinkingnya. Maka produk dari thinking yaitu pengetahuan, pemahaman, kepandaian atau kecerdasan. Dengan begitu, orang yang sudah sukses dalam thinking dapat disebut sebagai orang yang tahu, atau orang yang cerdas. Anak-anak tentu belum sempurna dalam thinking sebab otak mereka belum matang untuk berpikir formal. Sebagaimana teori kognitif Piaget bahwa anak sebelum usia 7 tahun baru melewati tahap sensorimotor dan praoperasional (Santrock, 2011). Namun di masa itu pula, terjadi masa perkembangan neuron di dalam otak hingga 85% dan memungkinkan untuk mengasah anak tersebut menjadi generasi yang cerdas dengen memberikan stimulus yang tepat.


§  Feeling atau perasaan bersumber dari kondisi fisik, mental, dan sebab-sebab dari luar diri manusia (Pidarta, 2013 : 224). Maka hasilnya juga bisa berupa hal-hal yang bersifat fisik seperti ekspresi atau luapan emosi; misalnya bayi tersenyum saat dipanggil namanya, anak yang tertawa terbahak-bahak karena menonton kartun di televisi, remaja putri yang berteriak marah karena tidak dibelikan baju baru, dan sebagainya. Namun bisa pula berupa hal yang bersifat mental seperti emosi yang dirasakan oleh pribadi, yaitu alasan dari ekspresi yang diperlihatkan seperti perasaan senang bayi yang dipanggil namanya tadi, perasaan terhibur dari anak  yang menonton kartun, atau perasaan marah dari remaja putri karena keinginannya tidak segera dikabulkan ibunya.


§  Sensing atau rasa/ merasakan. Kemampuan ini lebih luas dari feeling karena dapat menghasilkan naluri yang sesuai dengan kodrat atau latar belakang dari seorang individu. Misalnya, naluri ibu akan terpanggil saat menyaksikan ada bayi menangis di kendaraan umum dan membuatnya teringat dengan bayinya sendiri di rumah sehingga dia mulai mengkhawatirkan keadaan bayinya. Atau, seorang pecinta kucing yang memiliki banyak kucing bisa otomatis mengusap kepala kucing liar yang ia temui di jalan dan memanggilnya dengan sebutan “Pus…”, sementara itu rekannya merasa biasa saja bahkan keheranan.


Believing atau percaya/ yakin. Kemampuan ini menjadi pengetahuan tertinggi jika dikaitkan dengan urusan agama atau Ketuhanan. Sebagai contoh, umat beragama Islam yang taat akan mengupayakan dirinya untuk selalu berbuat baik karena yakin jika Allah SWT selalu mengawasi melalui malaikat-Nya (meski tidak melihat sendiri perwujudan-Nya), atau akan berdoa sebelum dia melakukan sesuatu untuk memohon perlindungan agar tidak diganggu setan. 


 [Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu]

 Disusun oleh  Yefie Virgiana  (virgiana15shy@gmail.com)


sumber referensi :

Pidarta, Made. (2013). Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta

Santrock, John. W, (2011). Perkembangan Anak. New York : McGraw-Hill


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DANA PENDIDIKAN 20% DARI APBN & ABPD? BENARKAH?

AUD YANG BERETIKA DI ERA KEMAJUAN PERADABAN