TEKNOLOGI BERBASIS KOMPUTER vs TEKNOLOGI TERINTEGRASI INTERNET BAGI AUD

PERBEDAAN POTENSI ANTARA PENERAPAN TEKNOLOGI BERBASIS KOMPUTER DIBANDINGKAN DENGAN TEKNOLOGI TERINTEGRASI INTERNET BAGI AUD

Disusun oleh Yefie Virgiana (virgiana15shy@gmail.com)


Perbedaan utama dari potensi di antara penerapan teknologi berbasis komputer dibandingkan dengan teknologi terintegrasi internet bagi AUD tentu saja pada kecepatan dan kebebasan perolehan informasi. Internet tentu saja mampu lebih cepat dan bebas dalam menghadirkan informasi yang membantu pembelajaran AUD sebab teknologi berbasis komputer hanya mampu menghadirkan materi yang telah tersimpan dalam storage/ penyimpanan komputer. Selain itu, media internet juga lebih interaktif dalam kegiatan penyampaian informasi, interaksi, dan komunikasi sebab jaringannya menyebar di seluruh dunia dan lebih luas dibandingkan teknologi berbasis komputer.


Penerapan dua teknologi tersebut di bidang PAUD kira-kira sebagai berikut.

§  Teknologi berbasis komputer disebut Yaumi (2018 : 154) sebagai piranti lunak bukan berjejaring (offline). Teknologi ini menggunakan komputer/ laptop yang terlepas dari jaringan internet yang dapat disimpan melalui CD, DVD, flashdisk, atau disimpan sebagai dukumen file. Pendidik PAUD dapat menggunakan program PowerPoint untuk mempresentasikan materi kePAUDan; program Photoshop untuk memanipulasi, mengubah ukuran, memotong, dan memperbaiki warna pada foto tentang materi kePAUDan; mengajak anak memainkan program Draw and Paint untuk menciptakan gambar baru atau menyesuaikan karya yang ada dengan bantuan Clip Art Libraries atau file yang tersimpan dalam storage komputer; membuka file gambar, suara, lagu, video, film, dan animasi dari storage komputer atau media penyimpanan lain seperti CD, DVD, dan flashdisk.

§  Teknologi terintegrasi internet atau piranti lunak berjejaring (online) yaitu sistem pemrosesan informasi yang digunakan secara langsung (live) untuk mengembangkan produk pembelajaran (berupa gambar, teks, warna, slide, dan animasi) (Yaumi, 2018 : 153). Berikut ini saran Learning Path (2016) tentang piranti online berkonten visual tanpa harus diunduh/ disalin yang menurut saya dapat membantu pendidik PAUD : MindMeister, Bubbl.us, Thinkature, Teacher Tube, Visuwords/ Visual Dictionary, Pics4Learning, dan My Learning Tube. Liu (2010; dalam Yaumi, 2018) menambahkan tentang social media untuk pendidikan yaitu : Facebook, Wiki/ Wikipedia, YouTube, dan LinkedIn. Kemudian masih saya tambahkan dengan : Khan Academy, Pinterest, Instagram, dan m-edukasi dari Kemdikbud RI.

Penerapan internet ramah AUD dapat mempertimbangkan hal-hal berikut : sesuai dengan usia, orangtua harus menemani, dan memilih program yang tepat (Mangoenprasodjo, 2004). Berikut contoh situs yang ramah anak : www.menlh.co.id, www.webanak.com, www.bbc.co.uk,  www.pbskids.org, www.kidscom.com, www.surfnetkids.com dan www.unikids.com. Saya juga menyarankan beberapa media sosial online yang boleh diakses oleh anak dalam pengawasan orangtua, seperti : YouTube (pada saluran Yufid EDU, Kok Bisa?, MakinPandai, Kamu Harus Tahu!, Hujan Tanda Tanya, Arsypedia, Yeiy Animation, SmarterEveryDay, Tom Scott, atau Vsauce), Facebook, Wiki atau Wikipedia, Instagram, Pinterest, dan m-edukasi.


Berikut identifikasi kelebihan dan keterbatasan kedua teknologi tersebut.

§  Saat ini teknologi berbasis komputer semakin marak digunakan di bidang pendidikan untuk membantu menyajikan materi pembelajaran dalam teks, gambar, suara, musik/ lagu, presentasi, demonstrasi, video, hingga film. Kelebihan teknologi ini lebih canggih dibanding media cetak, sifatnya juga praktis dan akan menuruti perintah dari penggunanya (save—menyimpan, insert—memasukkan, print—mencetak, play—mainkan, dll). Sedangkan keterbatasan dari teknologi ini di antaranya yaitu : kualitas penyajian yang tergantung dengan kualitas penyimpanan materi di storage—jika jenis pixel foto/ video kecil, maka tampilannya kurang jelas. Sebab lain yaitu : jika pendidik kurang terampil dalam mengoperasikan perangkat komputer ataupun merasa mahal untuk membeli mesin komputer.

§  Teknologi internet masa kini mendorong manusia untuk mengakses demi urusan bisnis, komunikasi, interaksi, hingga pendidikan. Internet menjadi kebutuhan pokok untuk mencari informasi baru dan lengkap. Kelebihan pertama internet adalah kebebasan dalam mengakses. Internet menyajikan kuasa yang bebas bagi penggunanya dalam memberi/ menerima informasi. Internet lebih dinamik mengikuti perkembangan waktu sebab informasi di dalamnya adalah terbaru jika dibandingkan informasi dari media cetak. Internet bersifat lebih interaktif di mana pengguna dapat berinteraksi dengan pengguna lain di dunia di setiap saat. Sumber lain menyebutkan beberapa kelebihan internet di antaranya yaitu : membantu produktivitas kerja, pemakaian waktu menjadi lebih efisien, memudahkan komunikasi, mempercepat mempublikasikan informasi pada pihak/ orang lain, lebih menghemat biaya, dan menambah teman atau relasi kerjasama.


Adapun kelemahan internet yaitu apabila koneksi jaringan kurang lancar, sehingga menghambat proses pemanfaatan internet menjadi tidak efektif. Kemudian karena kebebasan luapan informasinya, beberapa pengguna jadi tidak menggunakan etika saat menggunakan internet. Selain itu, terkadang masih dijumpai informasi salah (hoax) atau konten di beberapa situs yang tidak pantas diterima usia tertentu (misalnya anak). Sebagai contoh, hasil survei pada tahun 2006 dari Wolak, Mitchell, dan Finkelhor di AS (dalam Livingstone, 2011) terhadap 1500 individu berusia 10-17 tahun di mana terjadi kenaikan paparan online materi seksual (34% bagi 25% pengguna usia muda); kekerasan online (9% dari 6%); 4% disuruh untuk memajang foto seksual; dan stress akibat pengalaman tersebut sebesar 9%. Hasil riset Eurobarometer (2006) juga menemukan bahwa di Eropa, 18% orangtua/ karir yakin bahwa anak mereka pernah mengakses konten illegal (bahaya) dari internet. Maka salah satu solusinya adalah : pengguna perlu lebih dulu mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengakses internet. Jika orang dewasa mungkin mampu bijak, namun tidak bagi kalangan manusia muda yang perlu dibimbing dan diarahkan. Dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang tepat, para pengguna berusia muda (anak-anak, remaja) tidak akan terimbas oleh dampak negatifnya. Harapannya, kedua golongan tersebut tidak akan terpengaruh begitu saja oleh informasi berbahaya atau konten dari fasilitas internet yang tidak pantas diterima oleh mereka.


Berikut saran agar internet bersifat ramah bagi anak (Intisari-Online.com) : pastikan gadget ditempatkan di area yang mudah diawasi; periksalah history situs yang dibuka anak, ketahuilah alamat email, nama akun, dan password yang dipakai anak; gunakan perangkat lunak untuk menyaring konten (Qustudio Free, Kuripura Web Filter, dan K9 Web Protectio); serta buat kesepakatan dengan anak mengenai waktu penggunaan internet.


Perlu pula memberlakukan sanksi/ hukuman tegas bagi pencipta informasi hoax atau pelaku kejahatan cyber dunia maya —seperti hacking, penipuan. Maka perlu pula kewaspadaan tinggi bagi penggunanya agar tidak menjadi korban kejahatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya.


sumber referensi :

Livingstone, Sonia. (2011). Internet, Children and Youth. In M. Consalvo and C. Ess (Eds.), The Handbook of Internet Studies (348-368). Oxford : Blackwell.

Ryandika, Rafael. (2016). 5 Panduan Internet Ramah Anak. Diakses pada tanggal 17 November 2018 dari http://intisari.grid.id/read/0335707/5-panduan-internet-ramah-anak?page=all

Yaumi, Muhammad. (2018). Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DANA PENDIDIKAN 20% DARI APBN & ABPD? BENARKAH?

AUD YANG BERETIKA DI ERA KEMAJUAN PERADABAN